Anggrek Hitam Populer di Kalangan Kolektor Tanaman Hias

Anggrek hitam (Coelogyne pandurata) adalah sejenis anggrek yang memiliki nama ilmiah Coelogyne pandurata. Anggrek ini dikenal dengan sebutan “anggrek hitam” karena warna bunganya yang kebanyakan berwarna hitam atau keunguan. Anggrek hitam berasal dari Asia Tenggara, terutama Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Tanaman ini biasanya tumbuh di daerah pegunungan yang lembab dengan suhu yang sejuk. Anggrek hitam termasuk ke dalam keluarga Orchidaceae. Ciri khas anggrek hitam adalah bunga yang besar dan mengagumkan. Bunganya memiliki bentuk yang unik, dengan kelopak bunga yang melebar dan memiliki warna yang mencolok. Meskipun disebut “anggrek hitam,” warna sebenarnya bisa bervariasi, mulai dari ungu tua, cokelat tua, hingga hijau kehitaman.

Anggrek hitam merupakan anggrek epifit, yang berarti mereka tumbuh menempel pada pohon atau batang lain sebagai inang. Mereka menggunakan akar-akar udara untuk menyerap kelembaban dan nutrisi dari udara dan lingkungan sekitar. Pertumbuhan anggrek hitam membutuhkan kondisi yang cukup khusus. Mereka memerlukan cahaya yang cukup, tetapi tidak langsung terkena sinar matahari. Suhu yang sejuk dengan kelembaban tinggi juga penting bagi pertumbuhan mereka. Tanaman ini biasanya tumbuh dengan baik di rumah kaca atau lingkungan yang dikendalikan dengan baik. Anggrek hitam termasuk anggrek yang populer di kalangan kolektor tanaman hias karena keindahan bunganya yang eksotis. Namun, mereka memerlukan perawatan yang cermat dan kondisi yang tepat agar dapat tumbuh dengan baik.

Anggrek hitam (Coelogyne pandurata) adalah bunga cantik dengan warna hitam keunguan, asli dari hutan hujan tropis Kalimantan dan Papua. Tanaman ini termasuk keluarga Orchidaceae dan menjadi maskot Kalimantan Timur, khususnya di cagar alam Kersik Luway. Meski indah, anggrek hitam terancam punah akibat eksploitasi berlebihan, alih fungsi hutan, dan kebakaran.

Pemerintah mengeluarkan PP Nomor 7 Tahun 1999 untuk melindungi anggrek hitam dengan melarang perdagangan bebas, kecuali dari penangkaran. Konservasi habitat menjadi solusi penting untuk kelestariannya.

Anggrek ini tumbuh di dataran tinggi atau rendah dengan kelembapan 60%-85%. Budidayanya bisa dilakukan secara in vitro (dengan zat perangsang seperti Benzyl Amino Purin atau ekstrak pisang ambon) atau secara vegetatif (menggunakan serbuk gergaji dan pupuk kaya nitrogen).

Ciri fisik anggrek hitam yang unik, seperti bunga hitam, umbi hijau mengkilap, dan daun kaku, membuatnya bernilai tinggi di pasar, mencapai harga Rp100 juta. Langkah tegas pemerintah terhadap eksploitasi dan peran masyarakat dalam konservasi sangat diperlukan agar anggrek hitam tetap lestari.

Next Post Previous Post
Comment
Add Comment
comment url