Mengenal Tanaman kayak akan unsur karbohidrat dan cocok pengganti tanaman padi
Apa sih Tanaman Jawawut???
Dulu budidaya jewawut berkembang luas sebelum padi. Tanaman ini memiliki kandungan nutrisi lebih baik dari padi (beras) baik protein dan kalsium. Bahkan, ia memiliki antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas, untuk mencegah pembentukan sel kanker. Sayangnya, tanaman ini mulai langka.
Jawawut, atau sering disebut juga jewawut atau juwawut, adalah tanaman serealia berbiji kecil yang termasuk dalam keluarga rumput-rumputan (Poaceae). Tanaman ini dikenal secara ilmiah dengan nama Setaria italica dan secara internasional disebut foxtail millet karena bentuk malainya yang menyerupai ekor rubah. Jawawut adalah tanaman semusim yang tumbuh dengan cepat dan biasanya dipanen dalam waktu sekitar tiga hingga empat bulan. Tanaman ini dikenal memiliki kemampuan tumbuh pada lahan kering dan kurang subur, sehingga cocok dibudidayakan di daerah yang mengalami kekeringan.
Tanaman jawawut telah dikenal manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Bukti sejarah menunjukkan bahwa tanaman ini pertama kali dibudidayakan di Tiongkok sekitar 5.000 tahun sebelum Masehi. Seiring waktu, jawawut menyebar ke berbagai wilayah di Asia dan Eropa, termasuk ke Nusantara. Sekitar 3.000 tahun lalu, tanaman ini sudah menjadi bagian dari pola pertanian masyarakat kuno di Indonesia. Sebelum padi dikenal luas, jawawut bahkan menjadi salah satu makanan pokok utama masyarakat di Asia.
Jawawut tidak hanya dikonsumsi sebagai makanan pokok, tetapi juga memiliki berbagai manfaat lain. Biji jawawut dapat diolah menjadi bubur, nasi, tepung, dan bahkan menjadi bahan dasar makanan ringan tradisional. Di beberapa daerah, jawawut juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan pembuatan minuman fermentasi seperti bir. Proses pengolahannya serupa dengan pengolahan padi, di mana biji dipisahkan dari kulit dan kemudian dimasak atau diolah sesuai kebutuhan.
Dari segi kandungan gizi, jawawut memiliki nilai nutrisi yang sangat baik. Biji jawawut mengandung karbohidrat sebesar 84,2%, protein 10,7%, lemak 3,3%, serta serat, vitamin, dan mineral penting lainnya. Kandungan zat besi dan vitamin B dalam jawawut cukup tinggi, menjadikannya sebagai salah satu makanan sehat yang bisa dijadikan alternatif dari beras atau jagung. Karena kandungan gizinya yang kaya, beberapa ahli gizi kini mulai merekomendasikan jawawut sebagai bahan pangan sehat yang bisa membantu mencegah kekurangan gizi. Di Indonesia, jawawut dikenal dengan berbagai nama tergantung daerahnya. Misalnya, disebut "jawa" di Palembang, "jaba ikur" di Batak, "jelui" di Riau, "sekui" di Minangkabau, "jawawut" di Jawa, "otèk" di Madura, dan "jebè" di Kangean. Ragam nama ini mencerminkan sebaran luas dan pentingnya tanaman ini dalam sejarah kuliner dan pertanian Nusantara. Sayangnya, saat ini tanaman ini mulai jarang ditanam dan kurang dikenal oleh generasi muda. Namun, seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya diversifikasi pangan, jawawut mulai dilirik kembali sebagai sumber pangan lokal yang kaya manfaat.