Tani Pedia - Tanaman Jagung




Hallo Mahasiswa PP🌾


Tani Pedia hadir kembali untuk memberikan ilmu tentang pertanian pertanian. Bagi mahasiswa pertanian tentu tidak asing dengan tanaman jagung yang merupakan tanaman pangan. Selain itu jagung dijadikan salah satu pengganti bahan makanan pokok beras dalam upaya diversifikasi pangan. Oleh karena itu, kita perlu memproduksi jagung dengan kualitas yang baik. Bagaimana jagung bisa tumbuh dan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jagung? Yuk, baca penjelasan dibawah ini🔎

1. Syarat Tumbuh

a. Iklim


Tanaman jagung sendiri Juga berpengaruh terhadap perubahan iklim, Daerah yang sekiranya ideal yang beriklim sedang hingga daerah beriklim subtropis atau tropis basah dengan curah hujan sekitar 85-200 mm/bulan yang tidak irigasi cukup cocok untuk pertumbuhan tanaman jagung sendiri. Pertumbuhan tanaman jagung juga sangat membutuhkan adanya sinar matahari kiri untuk kisaran suhunya antara

27 sampai 30 derajat celcius. Karena jagung juga termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup banyak curah hujan ideal yang diperlukan untuk tanaman jagung sekitar 85- 200 mm/bulan secara merata.

Terjadinya iklim ekstrem juga berdampak besar terhadap tanaman semusim khususnya jagung yang juga termasuk tanaman pangan Curah hujan juga merupakan Unsur penting yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung atau produksi jagung, apabila ditambah dengan peningkatan suhu yang besar juga dapat menurunkan hasil yang didapatkan dari tanaman jagung, namun sebaliknya juga jika terjadi penurunan curah hujan dapat menimbulkan terjadinya kekeringan.

 

b. Tanah


Jagung termasuk tanaman yang tidak memerlukan syarat khusus untuk media penanamannya, Hal tersebut berarti tanaman jagung dapat tumbuh di lahan apapun bisa pada lahan yang kering, pada sawah, dan pada pasang surut asalkan syarat tumbuh yang diperlukan terpenuhi untuk penanaman jagung sendiri. Beberapa jenis tanah yang dapat ditanami tanaman jagung antara lain andosol, latosol, dan grumosol, Namun tanah yang terbaik untuk pertumbuhan jagung adalah tanah yang bersifat latosol.

Kemasaman tanah yang diperlukan untuk tanaman jagung antara 5,6- 7,5 dengan aerasi dan ketersediaan air yang mencukupi, serta kemiringan optimum untuk tanaman jagung maksimal 8%, Dengan ketinggian antara 1000-  1800 m  dpl dengan ketinggian optimum antara 50- 600 m dpl.


c. Jarak Tanam

Jarak tanaman jagung dapat disesuaikan dengan umur panen semakin lama umur panennya, maka akan semakin tinggi dan memerlukan tempat yang lebih luas untuk penanamannya. Jarak tanam pada tanaman jagung menggunakan 70 cm x 20 cm untuk satu tanaman setiap lubangnya, jarak tanam jagung berumur panjang dengan waktu pemanenan sekitar 110 hari setelah tanam dapat menggunakan 100 cm x 25 cm dengan 1 biji setiap lubangnya, jika umur panen sedang yaitu kisaran 80-100 hari Dapat menggunakan jarak tanam 75 cm x 25 cm untuk 1 biji setiap lubangnya.

Pengaturan   kepadatan   populasi   atau   jarak   tanam   pada    tanaman jagung dimaksudkan guna menekan Persaingan antar tanaman yang dapat mengakibatkan produktivitas dari tanaman jagung menjadi rendah.

d. Waktu dan Cara Menanam Jagung

Waktu yang tepat untuk penanaman jagung pada kondisi musim yang normal adalah kisaran bulan Mei-Juli, Karena pada saat itu intensitas curah hujan cukup berkurang bahkan telah selesai sehingga pada bulan-bulan tersebut sangat cocok untuk dilakukannya budidaya tanaman jagung.

Setelah dilakukan proses olah tanah sesaat 5 hari sebelum dilakukannya penanaman, tanah dibajak/ di traktor dengan ke dalam 20-30 cm yang bertujuan guna membalikkan atau membentuk bentuk dan membuat struktur tanah menjadi

 

gembur,  menambah  oksigen  dalam  tanah,   mudah   dan   masuk,   dan menyerap unsur hara, serta memperbaiki aerasi tanah atau lahan untuk penanaman jagung.


2. Pembenihan

Benih yang digunakan nantinya sebaiknya memiliki mutu yang tinggi, baik itu mutu genetik, fisik, maupun Fisiologisnya. Dengan adanya benih yang berasal dari varietas unggul dapat diperoleh Hasil tanaman yang bagus pula. pada umumnya benih yang dibutuhkan sangat bergantung pada kesehatan benih, ke murni, dan tumbuh.

Benih jagung dapat diperoleh dari hasil penanaman sendiri atau bisa didapatkan dari benih dalam kemasan yang sudah bersertifikat. apabila dari tanaman terpilih dapat diambil yang bertongkol besar, barisan biji lurus, dan penuh tertutup rapat oleh kelompok , serta tidak terserang oleh hama penyakit. Tongkol dapat dipetik pada saat lewat dari fase matang fisiologis dengan ciri biji sudah mengeras dan sebagian besar daun sudah menguning. Lalu untuk setelahnya tongkol dikupas dan dikeringkan di bawah sinar matahari hingga benar-benar kering, apabila benih  akan  disimpan  dalam kurun waktu tertentu setelah dikeringkan tongkol dibungkus dan disimpan pada tempat yang kering. Dari tongkol tersebut yang sudah mengering biji bagian tengah digunakan sebagai benih, sedangkan biji yang bagian ujung dan pangkal tidak digunakan sebagai bunyi.

Sebelum dilakukannya penanaman pada tanaman jagung, sebaiknya dicampurkan terlebih dahulu dengan fungisida hal tersebut digunakan guna mengantisipasi akan adanya serangan jamur, serangan lalat bibit, dan ulat. Sebaiknya juga benih dimasukkan ke dalam lubang yang sudah disiapkan bersamaan dengan insektisida dalam bentuk butiran ataupun fungisida dalam bentuk butiran, atau pestisida yang sekiranya dapat digunakan untuk mencegah atau menghilangkan dari gangguan hama atau penyakit sebelum benih tumbuh pada saat akan penanaman.


3. Penanaman

Sebelum dilakukannya penanaman terlebih dahulu pengelola pengolahan media tanam yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi tanah sebelum dilakukannya penanaman dan memberikan kondisi yang cukup menguntungkan bagi pertumbuhan akar tanaman jagung Dengan menaburi lahan dengan pupuk kandang atau kompos guna mempercepat proses remediasi tanah dari residu pupuk kimia pestisida kimia dan sisa-

 

sisa dari bahan organik yang sebelumnya terdapat pada tanah, agar selanjutnya tanah dapat menjadi gembur dan subur, setelahnya melakukan proses pembajakan tanah dengan kedalaman 20-30 cm.

Saat tanah yang digunakan untuk penanaman dalam keadaan lembab dan tidak tergenang bisa langsung  dilakukan  pembentukan  lubang  untuk  kemudian digunakan penanaman tanaman jagung, apabila tanah kering perlu dilakukannya pengairan.

Jumlah benih setiap lubangnya disesuaikan dengan keinginan, apabila dikehendaki 2 tanaman per lubang maka benih yang dimasukkan bisa 3 benih untuk setiap lubangnya, apabila hanya menginginkan 1 tanaman untuk setiap lubangnya benih yang dimasukkan hanya 2 untuk setiap lubangnya. Untuk jumlah benih yang dikehendaki dan benih yang dimasukkan ke dalam lubang berbeda karena untuk mengantisipasi apabila salah satu dari benih tidak tumbuh, maka masih ada benih yang lain dalam lubang yang sama untuk tumbuh.


4. Pemeliharaan

Perawatan tanaman jagung sangat penting dilakukan untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang cukup optimal. Untuk menghasilkan jagung yang berkualitas atau bermutu tinggi, maka diperlukan pemeliharaan  tanaman  setelah  bibit atau benih di tanah.

Pengairan

Pengairan dilakukan pada saat setelah dilakukannya penanaman tanaman jagung pada lubang yang sudah disediakan hal tersebut bertujuan agar tanaman jagung dapat mendapatkan air dengan cukup. Kebanyakan pengairan dilakukan dengan cara penggenangan.

Penggenangan sendiri dapat dilakukan dengan pengaliran air menuju saluran drainase sehingga hanya  bagian dari parit untuk drainase saja yang dapat terkena    air. Setelah dilakukannya penggenangan air biarkan hingga air meresap ke dalam tanah, namun tanah sudah mulai basah sebaiknya air dikeluarkan kembali agar tidak menggenangi tanaman jagung yang sudah ditanam.

Untuk pengairan dilakukan apabila tanah atau lahan tidak di basahi terkena air selama kurun di berturut. Hal tersebut dikarenakan tanaman jagung sendiri

 

membutuhkan ketersediaan air yang cukup dalam masa pertumbuhan dan perkembangan.

Penjarangan

Penjarangan tanaman merupakan proses pengambilan atau pemilihan tanaman yang tidak dikehendaki dan dilakukan pada jumlah tanaman yang berlebihan atau kurang bagus pada satu lubang tanaman. Penyerangan dilakukan dengan mematahkan atau dilakukan pemotongan tanaman yang tidak dikehendaki tanpa adanya pencabutan, karena hal tersebut dapat merusak perakaran tanaman yang lain dalam satu lubang tersebut.

Penyulaman

Selanjutnya dilakukan pengecekan selama kurun waktu kurang lebih 1 minggu setelah dilakukannya penanaman. Hal ini dilakukan karena untuk melihat benih atau bibit yang ditanam tumbuh dalam keadaan normal atau tidak normal atau bisa dikatakan mati. Apabila  pada  saat  pengecekan  ditemukan   bibit   jagung   yang   tidak tumbuh, mengalami kerusakan  ataupun  mati,  maka  perlu  adanya  penanaman  ulang pada lubang yang sudah ditanami, hal ini sering disebut dengan artian penyulaman tanaman. Penyulaman tanaman harus dilakukan secepat mungkin atau setelah penjarangan agar nantinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara tanaman jagung yang sudah ditanam.

Penyiangan

Pada saat tanaman jagung sudah mulai tumbuh hal penting yang harus dilakukan adalah melakukan penyiangan, yaitu suatu proses pembersihan tanaman jagung dari gulma, hama, maupun parasit yang sekiranya dapat mengganggu pertumbuhan  tanaman  jagung  yang  ditanam.  Penyiangan  pertama  dapat  dilakukan setelah tanaman jagung yang sudah ditanam berumur kurang lebih 4 minggu dan dilakukan bersamaan dengan pembubuhan, serta sebaiknya dilakukan kurang lebih

2 minggu sekali guna mengantisipasi gulma atau parasit yang sekiranya dapat mengganggu pertumbuhan tanaman jagung selanjutnya.

Pembumbunan

Pembubunan merupakan penutupan akar yang terlihat atau menonjol di atas permukaan tanah yang dilakukan dengan cara menimbun dari tanah di sebelah kanan ataupun kiri dari tanaman jagung tersebut, bertujuan untuk memperkokoh tanaman jagung tersebut. Pembubuhan sebaiknya dilakukan bersamaan dengan dilakukannya penyiangan agar tenaga dan waktu yang digunakan lebih efisien dan

 

efektif. Dilakukannya pembubuhan pertama bersamaan dengan dilakukan penyiangan kedua.

Pemupukan

Kebutuhan akan unsur hara pada tanaman haruslah tercukupi untuk menunjang pertumbuhan dari tanaman jagung. Oleh karena itu, Tanaman jagung perlu dilakukan pemupukan secara rutin, dengan dosis yang digunakan kan sesuai dengan luas lahan umumnya 200-350 kg pupuk urea untuk setiap hektarnya, 100-200 kg SP-36 setiap hektarnya, dan 200-400 kg NPK setiap hektar.

Pemupukan tanaman pertama kali dilakukan pada saat tanaman jagung Belum ditanam pada lahan. Pemberian pupuk dilakukan dengan penyebaran ke dalam lubang yang dibuat dengan kisaran kedalaman 10 cm, lalu untuk pemupukan selanjutnya dilakukan pada saat tanaman jagung sudah berumur kurang lebih 4 minggu.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Panen adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh petani atau pelaku budidaya. salah satu penyebab kegagalan dalam pemanenan tanaman diakibatkan serangan dari hama ataupun penyakit. Oleh karena itu, itu perlu dilakukannya antisipasi atau pencegahan dari serangan hama atau penyakit jika sudah terjadinya penyerangan sebaiknya perlu dilakukan pengendalian sesuai dengan jenis hama atau penyakit yang sudah menyerang. Kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan hama atau penyakit dapat menyebabkan kerusakan ataupun bisa saja kematian pada tanaman jagung. Maka dari itu, perlu dilakukan pengendalian dengan cara penyemprotan menggunakan pestisida kimia maupun organik.


5. Panen

Penentuan waktu pemanenan tanaman jagung yang tepat tergantung pada tujuan

produksi dari tanaman jagung itu sendiri. Apabila jagung digunakan untuk konsumsi maka pemanenan dilakukan pada saat tongkol jagung setengah tua atau pada saat tongkol berukuran maksimum, berbiji penuh, padat, dan apabila biji ditekan tampak bekas melekuk atau adanya bekas cekungan apabila telah dilakukan penekanan pada biji.

Untuk skala usaha, pemanenan umumnya dilakukan setelah mencapai stadium tua atau matang  secara  fisiologis,  karena  selanjutnya  biji-bijinya  akan  dikeringkan. Panen jagung stadium tua juga dapat dilakukan pada saat kadar air jagung tinggi ataupun rendah. Pada pemanenan jagung dengan kadar air tinggi dilakukan saat

 

tongkol menunjukkan stadium matang secara fisiologi, sedangkan pemanenan jagung pada saat kadar air rendah dilakukan dengan membiarkan dulu tongkol masak atau kering di lahan ataupun ladang, pada bagian pucuknya dipotong agar kadar air biji saat panen mencapai 20-24 %.

Untuk waktu pemanenan yang terlalu awal atau tongkol belum mengalami atau mencapai matang fisiologis akan dapat menurunkan kualitas dari produksi tanaman jagung, antara lain presentasi butir muda cukup tinggi dan untuk daya simpannya terbilang cukup rendah. Sebaliknya apabila pemanenan jagung dilakukan terlambat maka jagung akan terlalu tua dan menyebabkan kerusakan akibat deraan lingkungan dan serangan dari hama.

Pada saat pemanenan jagung yang dilakukan saat musim hujan sering menyebabkan biji dari tanaman jagung yang dihasilkan terserang jamur, sehingga mudah terkontaminasi oleh jamur dikarenakan udara yang lembab pada saat terjadinya hujan atau biji dari tanaman jagung terkena air hujan.


6. Pasca Panen

Pasca panen pada tanaman jagung dilakukan setelah tanaman jagung sudah masak secara fisiologis atau dengan kata lain sudah dipanen. penanganan pasca panen diperlukan untuk mendapatkan hasil produktivitas jagung yang bermutu tinggi, Namun apabila penanganan kurang maksimal akan menyebabkan kerusakan dari biji sehingga dapat menurunkan mutu dan harga dari jagung.

Pengeringan

Pengeringan dilakukan untuk menurunkan kadar air dari jagung yang dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti melakukan pemotongan bagian atas tongkol jagung pada saat masih berada di lahan atau dengan kata lain memperpanjang waktu pemanenan di lahan, atau bisa dengan penjemuran jagung yang sudah dipanen di bawah terik matahari. Namun metode ini juga sebenarnya kurang efektif dilakukan dikarenakan cuaca atau iklim yang sering berubah-ubah.

Untuk pengeringan secara konvensional atau dengan cara modern menggunakan alat pengering khusus seperti contoh bed dryer, recirculation batch dryer, dan continuous mix flow dryer, dan alat lainnya.

Pemipilan

Pemipilan adalah cara yang dilakukan untuk memisahkan biji jagung dari tongkolnya. Pemipilan ini dapat dilakukan dengan metode manual menggunakan

 

tenaga manusia ataupun secara mekanis dengan menggunakan mesin. Pemipilan jagung secara manual dapat dilakukan dengan memisahkan tongkol jagung dengan bijinya menggunakan tangan, tetapi Jika pemanenan dalam jumlah besar akan memakan waktu yang sangat lama. Lalu untuk cara yang konvensional dilakukan dengan corn sheller atau mesin perontok jagung.

Sortir atau Penyortiran dan Penggolongan

Setelah dilakukannya pemipilan atau terlepasnya biji  jagung  dari  tongkolnya, biji-biji harus dipisahkan atau dipilah-pilah dari kotoran. Sekiranya yang perlu dipisahkan ataupun dibuang yaitu sisa-sisa tongkol, biji-bijian kecil, bisa yang pecah, biji hampa, ataupun kotoran yang ikut terbawa pada saat pemetikan ataupun pada waktu pemipilan. penyortiran ini bertujuan untuk membersihkan biji yang sudah dipanen dan menekan terjadinya serangan jamur ataupun hama pada saat proses penyimpanan biji jagung.

Penyimpanan

Tahap  akhir  dari  pasca  panen   adalah   penyimpanan   biji   tanaman jagung. penyimpanan sendiri bertujuan untuk menjaga kualitas yang dimiliki oleh biji jagung, karena kualitas dari biji tidak dapat ditingkatkan pada saat proses penyimpanan akan kualitas jagung masih terjaga dengan baik proses penyimpanan harus dilakukan dari awal setelah proses pengeringan, pemipilan, dan sortasi pada saat pasca panen.

Penyimpanan biji tanaman jagung memiliki dua metode yaitu penyimpanan dengan menggunakan karung dan penyimpanan curah. Penyimpanan untuk benih tanaman jagung sebaiknya dengan kata lain lebih kecil dari 14%, yaitu dengan cara disimpan di dalam kantong kecil lalu dimasukkan ke kantong yang lebih besar, setelahnya dimasukkan lagi ke dalam kaleng yang dilengkapi dengan sejumlah kapur tohor. Penyimpanan untuk benih yang paling baik pada kadar air 9% dan untuk suhunya kisaran 21 derajat celcius. Penyimpanan benih jagung menggunakan kaleng yang tertutup dengan kadar air 13-14% dapat mempertahankan daya tumbuh jagung selama kurang lebih 5 bulan.


Semoga bermanfaat dan nantikan kami di Tani Pedia selanjutnya. Terima kasih✨ 

 DAFTAR PUSTAKA


Husna, SP. 2019. Penanganan Panen dan Pasca Panen Jagung. Bandar Dua. cybex.pertanian.go.id http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/88329/Penanganan-Panen-Dan-Pasca- Panen-Jagung/


Iskandar Dedi. 2018. Artikel Budidaya Jagung Manis, hal 7-8. Pekanbaru. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/makalah%20budidaya%20jagung%20manis.pd f


Kristiyani, SP. 2019. Panen dan Pasca Panen. Jepara. cybex.pertanian.go.id

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/77019/PANEN-DAN-PASCAPANEN-

-JAGUNG/


Penyuluh Pertanian. 2019. Budidaya Tanaman Jagung. cybex.pertanian.go.id http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/82006/BUDIDAYA-TANAMAN- JAGUNG/#


Setiawan, Samhis. 2021. Syarat dalam Budidaya Tanaman Jagung secara Lengkap.Gurupendidikan.co.id

https://www.gurupendidikan.co.id/budidaya-tanaman-jagung/



Tim Corteva. 2020. Perawatan dan Pemeliharaan Tanaman Jagung. Jakarta Selatan. Corteva agriscience

https://www.corteva.id/berita/Perawatan-dan-Pemeliharaan-Tanaman-Jagung.html



Wahyono, J Tri, 2019. Skripsi Bab II, hal 3-9. Malang. eprints,umm.ac.id

http://eprints.umm.ac.id/51751/3/SKRIPSI%20BAB%20II.pdf



Next Post Previous Post
Comment
Add Comment
comment url